Friday, October 20, 2006

" "



praise the emptiness that embraces the pureness
happy ied firt 1427H

Thursday, October 19, 2006

Head over heel

Belum lama ini, saya bertemu dengan teman lama jaman SMP dulu, dan setelah beberapa pertanyaan basabasi sampailah kami pada tingkat pertanyaan yang sedikit lebih “akrab nan mesra” yaitu: siapa pacar lo skarang, udah mau kawin blom? Begitu sekiranya pertanyaan sang teman diiringi dengan senyuman penuh arti (entah artinya penasaran, entah artinya menyelidik).
Dengan lantang dan bangga saya jawab (mungkin mustinya lain kali saya sedikit lebih jaim dan malu-malu diiringi muka sedikit sedih dan menyesal) “boro-boro kawin, pacar aja gak ada!”
Trus dengan muka agak menghibur teman saya bilang “alahh…jangan boong deh…masa (secakep, huehehehehe) elo gak punya pacar?”
Pengennya sih terus-terusan meyakinkan…Cuma males juga, percakapan kaya gitu mah udah jadi percakapan buah simalakama, kalo dijabanin, dia akan terus nanya, kenapa gak pacaran, masih kepikir sama mantan atau apalah…kalo gak dijabanin dan dibawa hepi-hepi, malah selanjutnya dia akan mencoba-coba mengingat-ingat siapa temannya yang sekiranya lagi cari pacar.

Biasanya, saya langsung pasang muka datar…dan ketawa garing, trus suasana jadi gak enak lalu kami pun berpisah.

Tapi saya jadi kepikiran, kenapa ya lebih susah mempercayai bahwa perempuan muda (20 something kan masih muda donggg) itu jomblo ketimbang lelaki muda yang jomblo.

Banyak teman-teman SMA saya yang juga jomblo dan kami baik2 aja, gak pernah saling gak percaya dan memandang dengan muka iba ke temannya yang masih single.

Mungkin karena kami pernah tumbuh bersama di dunia dimana “GIRL RULES” dimana apapun kita (perempuan-perempuan remaja) kerjakan sendiri, termasuk manjat-manjat dinding atau plafon buat ngedekorasi, dimana kita biasa jalan-jalan dan ketawa-ketiwi tanpa cowok-cowok, di mana kita pernah lari keliling lapangan banteng sampe mau pingsan dan dengan guru olahraga yang juga perempuan, dan dimana kita diajarkan untuk tidak menggantungkan diri pada siapapun tetapi pada diri kita sendiri?

karena budaya patriarki kita, dimana dititah oleh kata-kata “eh…anak lelaki gak boleh menangis” maka anak lelaki terbiasa tumbuh sendiri, seperti kata scorpion “like a hurricane I was born to walk alone”, budaya dimana anak lelaki bisa naik bis sendirian terus naik gunung, atau nginep di rumah sesama cowok, naik motor sampai malam, keluyuran sampe pagi, belanja di poncol sendirian, apa-apa sendirian. Alasannya: karena dia cowok.

sedangkan perempuan, pulang malam…bahaya! Nanti ada pemerkosa, ada pencopet, penjambret, penculik, dan pengoda-pengoda nakal di jalan…yang berpotensi menjadi pe-pe sebelumnya…
mau naik gunung, ehhh…mana kuat?! Jalan kaki 10 jam lho! Bawa tas ransel minimal 10 liter, terus kalo kena hipotermia, siapa yang mau nolong? Emang mau dipeluk bugil2an sama cowo-cowo?
Mau naik bis sendirian, hati-hati…duduk di depan ya, dekat supir, atau disebelah ibu-ibu atau mbak-mbak juga, atau kalo gak bawa sprayer lada, cutter, penggaris besi atau peniti!
Kalo keluyuran sampai pagi…duh…manis…kamu itu anak perempuan baik-baik atau bukan sih? Kok tengah malam buta masih ada di jalan…perempuan baik-baik, jam 9 juga udah tidur atuh neng…
Nah…kan! Gak adil ya…

Makanya lah…muncul akibat berikutnya, perempuan yang mau “liar-liaran” (menikmati dunia itu, buat perempuan rasanya seperti haram ya…) sebaiknya punya pengawal pribadi yang bernama laki-laki!
Jadinya, kalo pulang malem, kan ada cowok aku yang nemenin, kalo mau naik gunung nanti capek, kan ada cowo aku yang bakal bawain ransel aku, meluk aku kalo hipotermia…(asik juga nampaknya ya…)

Hahh….saya jadi heran…perempuan dibuat susah menikmati dunia, karena lelaki (ya dong? Mau jalan malem2, nanti diperkosa…sama lelaki brutal, dll…baca keterangan di atas)
Lalu…supaya perempuan bisa menikmati dunia, dia memilih lelaki untuk dijadikan tamengnya
Dan lucunya…lelaki mau ya, mengorbankan diri demi kesenangan perempuan…

Akhirnya…lelaki jomblo lebih banyak, karena…
Pikiran lelaki : halah…asikan juga menikmati dunia sendiri, sia!

Dan perempuan jomblo lebih sedikit karena…
Pikiran perempuan : kalo punya cowo kan enak, ada yang jagain…nemenin…bawain belanjaan gue yang se’abrekan, jemput gue dari sana sini…dll

Hmmm…
Pacaran…engga…pacaran…engga…

Eh, saya jadi tau apa jawaban saya kalo ditanya, kok belum punya pacar: saya akan bilang, tanpa pacar aja saya udah liar…gimana kalo punya pacar…mending …
(to be continued…)

Wednesday, October 11, 2006

"Show me how you do that trick
The one that makes me scream" i said
"The one that makes me laugh" i said
And threw my arms around his neck
"Show me how you do it
And I promise you I promise that
I'll run away with you
I'll run away with you"

Spinning on that dizzy edge
I kissed his face and kissed his head
And dreamed of all the different ways he had
To make me glow
"Why are you so far away?" i said
"Why won't you ever know that I'm in love with you
That I'm in love with you"

You
Soft and only
You
Lost and lonely
You
Strange as angels
Dancing in the deepest oceans
Twisting in the water
You're just like a dream

Daylight licked me into shape
I must have been asleep for days
And moving lips to breathe his name
I opened up my eyes
And found myself alone, alone
Alone above a raging sea
That stole the only guy I loved
And drowned him deep inside of me

You
Soft and only
You
Lost and lonely
You
Just like heaven

Friday, October 06, 2006

Advertising is the only best orgasm you can get with full clothes on.

Seriously, what kind of working do you do? And actually, do you really go to work in the office? And on and on the questions go…

And I blame nobody who doubt my work as a serious job, i mean working with torn jeans, aged t-shirt, semi-filthy Chuck taylor’s converse and a postman bag contains of pencils, [s]crap book, a novel, walkman phone, lip balm and name card box really don’t make me look like a proper employee.

No stylish hair, no smell of sweet-scented perfume, no miniskirt, no decent shirt, no hip blazer, no scheduled agenda, no make up on, no executive phone, no trendy high hells…and you said you were working in one of Thamrin buildings? Give me a break!

And now, you work in a -3-hours journey- office, feel heaven to be home at 9pm and you said you enjoy your work? Ok, tell me what’s wrong with you?

And those irritating queries could go longer than you think, but…I don’t have anymore energy to tell it after driving a 1,5 way back home with no jam.

Well…my job is being a copywriter. What is so great about my job? Now, you may have my laugh.

My job is analogized as being a comedian in the opening of Woodstock.

I have to make people feel it is worthy to listen to me and I have to make them laugh or else (you think about it yourself…and remember, Woodstock.)

And now, imagine what I feel if I succeed to make them all laugh…

Imagine the feeling…

And if you said…”that’s great”

Again…imagine my feeling to have you say great about my job…

Well, honestly without trying to make you believe in me and believe that my job is great like what I do everyday when a client spend more than hundred millions to make people believe in what my team say about their product

Without any eloquent sentence…my job is what a passionate masochist chooses to live for…

And now you may laugh.